“Tata, Tata” terdengar suara dari depan rumahku. Ternyata itu adalah Nadya sahabat karibku. Pagi ini kami akan berangkat sekolah bersama. “Iya Nad sebentar” jawabku tergesa sambil segera mengambil tas dan memakai sepatu.
“Maaf ya Nad lama nunggu” kataku dengan wajah memelas setelah keluar dari rumah dan menghampiri Nadya.
“Iya gak papa kok Ta” jawab Nadya sambil tersenyum.
“Loe emang sahabat terbaik gue Nad” pikirku di dalam hati sambil tersenyum kepadanya.
Aku dan Nadya sudah bersahabat dari kecil, rumah kami pun tidak terlalu jauh. Jadi setiap hari kami bisa bermain bersama kapan pun kami mau. Bahkan kami memilih tempat sekolah yang sama yaitu SMP Kusuma Bangsa Jakarta dan ternyata kami sekelas. Hal ini membuat aku dan Nadya semakin dekat dan selalu bersama.
“Pagi Ta, pagi Nad” sambut Vita dari depan kelas.
“Pagi juga Vit” jawabku serentak dengan Nadya.
“Lia belum datang ya ?” Tanyaku pada Vita.
“Belum Ta, mungkin sebentar lagi” jawab Vita dengan nada yang tak pasti.
Selain Nadya, aku punya sahabat lain yaitu Vita dan Lia. Setiap hari kami selalu menghabiskan waktu bersama, bahkan di hari libur pun kami tetap menyempatkan untuk berkumpul bersama.
***
Bel istirahat pun berbunyi, aku, Nadya, Vita dan Lia duduk berempat di bawah pohon taman depan sekolah kami.
“Ini adalah tahun terkahir kita di SMP, Loe semua pada mau lanjut kemana?” Tanya Vita pada kami semua.
“Kalo gue sih maunya masuk ke SMA 56 Jakarta” jawab Nadya dengan cepat dan pasti.
“Sama Nad gue juga” sahut Lia dengan tak kalah pasti nya.
“Kalo Loe Ta ?” Tanya Vita pada aku.
“Gue masih gak tau” jawab ku dengan ragu.
“Loe masuk SMA 56 Jakarta juga aja, gue juga masuk sana kok. Jadi kita kan bisa sama-sama terus” ajak Vita pada ku.
“Baiklah kalo gitu, yang penting bisa sama kalian gue mau” kataku sambil tersenyum pada mereka semua.
***
Mungkin kami memang ditakdirkan untuk bersahabat, kami berempat lulus di SMA 56 Jakarta. Tapi kami berempat tidak sekelas lagi seperti dulu, aku dan Nadya sekelas sedangkan Lia dan Vita sekelas. Setengah tahun persahabatan kami tetap berjalan lancar tanpa ada masalah. Hingga suatu hari Lia mengupdate status di facebook bahwa dia kecewa pada Nadya dan juga aku.
“Ta coba lihat status facebook nya Lia, kayaknya itu buat kita deh” begitu isi pesan singkat yang dikirim oleh Nadya buat aku. Tanpa pikir panjang aku langsung membuka profile facebook Lia dari handphone ku. “Sahabat seperti apa kalian yang mementingkan orang lain dibanding sahabat sendiri” begitu isi status Lia. Aku pun langsung membalas pesan Nadya “Iya Nad, sepertinya itu memang buat kita, sebenernya apa sih salah kita ?” tanyaku pada Nadya.”Aku juga gak tau, kita bicarain besok aja ya disekolah” balas Nadya dengan singkat.
Besok nya aku dan Nadya menghampiri Vita untuk bertanya apa yang sebenarnya terjadi.
“Vitaaaa” pangill Nadya dari kejauhuan. Vita pun membalikkan badannya dan melihat kami.
“Kenapa ?” jawab Vita dengan biasa.
“Lia kenapa sih, kok dia tiba-tiba benci ma kami sampe buat status kayak gitu ?” Tanya Nadya pada Vita dengan nada tinggi.
“Gue juga gak tau pasti sih, tapi kayaknya dia memang lagi marah sama kalian” kata Vita seperti menjelaskan. “Tenang aja deh ntar gue yang bakal ngomong sama Lia” lanjut Vita menenangkan Nadya.
Aku dan Nadya pun meninggalkan Vita sendirian disana, dalam benakku sebenarnya apa yang sedang terjadi. Siapa yang salah ? Apa memang aku dan Nadya yang salah ? Tapi mengapa sepertinya ada yang sedang mengadu domba persahabatan kami ? Tapi siapa ? Beribu-ribu pertanyaan tersimpan di benakku tapi ku tak tahu harus bertanya dengan siapa.
***
“Nad coba liat status Lia yang ini” kataku kepada Nadya.”Memang kenapa? Biasanya juga gitu” jawab Nadya santai. Mungkin karna Nadya sudah terlalu capek dengan masalah ini dan ingin mulai tak peduli lagi.
“Bukan statusnya tapi komentar nya lihat” jawabku segera sebelum Nadya memalingkan kepalanya. Nadya pun segera membaca semua komentar di status tersebut, yang membuat kami bingung adalah komentar dari Juli yang berkata “Tenang aja Lia, nanti kita balas dendam dengan mereka”. Apa maksud Juli berkata seperti itu ?
Nadya pun mulai merasa marah karena sangat terganggu dengan kehadiran Juli yang menambah masalah saja. Nadya juga membuat status d ifacebook nya dengan tujuan untuk menyadarkan Lia karena masalah ini hanya kesalahpahaman yang kecil saja.
Esok harinya ketika disekolah , Nadya pun bercerita kepada teman-teman di kelas kami tentang masalah ini sambil meneteskan air mata nya. Tak lama dari itu , Vita pun menghampiri Nadya karena Vita melihat Nadya menangis. Priska teman sekelas nadya pun menjelaskan apa penyebab Nadya menangis .
“Kenapa Nadya menangis ?” Tanya Vita pada Priska sambil mengusap air mata Nadya.
“Nadya menangis karena kata-kata Lia sudah keterlaluan” jawab Priska dengan cuek.
“Maksudnya, kata-kata Lia yang di status facebook nya itu ya ?” Tanya Vita kembali.
“Iya benar” jawab Priska lagi.
“Sudahlah Nadya, Lia seperti itu karena dia emosi saja, jangan dipirkan ya. Sudahlah jangan menangis lagi” kata Vita kepada Nadya sambil menenangkan Nadya.
“Vit sebenarnya apa sih salah kami sama Lia ?” Tanya ku pada Vita.
“Begini Ta, ini semua karna waktu pemilihan tim basket Loe sama Nadya nggak ngajak kami tapi malah ngajak orang laen. Lia sakit hati banget saat itu” jawab Vita menjelaskan semuanya padaku.
“Waduh, ternyata itu masalahnya, perasaan gue sudah ngajak deh Lia sama Loe tapi Lia nya gak mau” jawabku kepada Vita karna aku tidak merasa bersalah.
“Iya sih gue tau, tapi Juli kan mau ikut kami jadi dia nggak bolehin Lia buat ikut Tim kalian” kata Vita.
“Oh jadi ini semua salah Juli, dari awal aku sama Nadya sudah curiga sama dia, Vita gue sama Nadya minta tolong banget ya jelasin semuanya pada Lia agar dia percaya sama kami” jawab ku kepada kita dengan nada agak tinggi kemudia memohon.
“Oke gue bakal jelaskan semuanya sama Lia gue juga gak mau kita terus musuhan seperti ini” kata Vita kemudian langsung pergi meninggalkan kami.
***
Hari ini adalah hari ulang tahunnya Nadya, aku dan Vita sudah memberi selamat kepada Nadya kecuali Lia.
“Vit, loe udah jelasin semua nya sama Lia belum” tanyaku pada Vita sambil menarik tangan Vita menjauh dari Nadya.
“Udah tenang aja, beres kok” kata Vita kepadaku sambil tersenyum.
“Sekarang Lia nya dimana ?” Tanya ku lagi pada Vita.
“Tuh”jawab Vita sambil menunjukkan tangan nya ke arah Vita yang sedang menghampiri kami. “ Nad, Vita ingin memberi selamat kepadamu.” Kata Nadya sambil tersenyum.
“Selamat ulang tahun Nadya, maaf kalo selama ini gue udah banyak salah sama loe dan gue juga lebih dengerin omongan Juli disbanding kalian” kata Lia sambil menjabat tangan Nadya.
“Maafin gue ya Ta” kata Lia lagi tetapi kali ini menghadapkan mukanya ke arah ku.
“Iya gak papa kok Lia, Vita udah jelasin semuanya kok sama kita jadi kita nggak nyalahin loe kok” jawab ku kepada Lia sambil tersenyum.
“Makasih ya Lia, makasih juga buat Tata dan Vita. Makasih buat kalian semua. Kalian adalah kado terindah yang pernah gue miliki di dunia ini” kata Nadya melanjutkan perkataan kami tadi.
“Jadi kita berempat sudah baikkan lagi kan ?” Tanya Vita dengan penuh harapan.
“Iya dong, sekali sahabat tetap sahabat. Walau badai mengahadang kita akan tetap menjadi sahabat karena” jawab ku dengan tersenyum sambil melirik mereka semua.
“KITA SELAMANYA” jawab Nadya, Lia dan Vita serentak, kemudian kami tertawa bersama.